Sabtu, 05 Mei 2012

Old Trafford

Old Trafford, Taman Impian "Setan Merah"

“INILAH stadion tercantik, paling luas, dan tempat bertanding paling menggairahkan di dunia. Sebagai lapangan sepak bola, Old Trafford tak tertandingi di dunia. Inilah impian dan kehormatan Manchester United.”
Demikian tulis Sporting Chronicle sehari setelah pembukaan stadion tersebut pada edisi Sabtu, 19 Februari 1910. Di masa itu, Old Trafford memang mengejutkan dunia. Bangunannya begitu gagah, luas dan menimbulkan suasana magis.
Ada stadion berkapasitas 80.000 orang pada awal abad ke-19 merupakan sensasi besar. Old Trafford segera menjadi stadion paling memukau di Inggris dan hampir setiap pemain ingin tampil di sana.




Apalagi saat itu Stadion Wembley belum lahir dan baru dibangun pada 23 April 1923. Maka, Old Trafford pun menjadi perhelatan setiap partai penting di Inggris, termasuk final Piala FA. Bahkan pada final 1939 antara Wolverhampton lawan Grimsby terjadi ledakan penonton yang mencapaui 76.962 orang.
Sejak itu, Old Trafford bagaikan tempat peribadatan penting sepak bola Inggris. Meski kemudian muncul stadion-stadion bagus, termasuk Wembley, namun nilai historis dan gengsi Old Trafford tak pernah sirna.
Sebaliknya, stadion ini semakin punya karisma. Suasananya pun kian magis dan menggairahkan. Di Inggris, suara nyanyian penonton di Old Trafford paling kencang. Bahkan pernah diukur kekuatannya melebihi suara gemuruh pesawat Jumbo Jet yang sedang tinggal landas.
Perhelatan sepak bola di stadion itu bagaikan teater yang menampilkan drama multidimensi. Ada nyanyian, tarian, dan berbagai elemen seni lainnya, termasuk drama sepak bola. Sebab itu, legenda Manchester United, Sir Bobby Charlton sampai menyebut stadion itu sebagai The Theatre of Dreams.
Stadion ini selalu menyuguhkan drama hebat di hampir setiap pertandingan. Impian-impian sepak bola melambung dan berkecamuk di arena ini. Bagi MU, Old Trafford bagaikan taman impian. Karena itu pula, Bobby Charlton menyebutnya teater impian.
DIBOM
Meski begitu, Old Trafford juga menjadi simbol kepedihan Manchester, juga rakyat Inggris. Pada Perang Dunia II, stadion ini termasuk menjadi sasaran bom oleh Jerman. Tepatnya 11 Maret 1941.
Kontan saja, stadion itu berantakan dan tak bisa dipakai. Markas MU pun akhirnya pindah, menumpang markas Manchester City, di Maine Road. Parahnya, perang juga diikuti inflasi, hingga MU kesulitan membangun kembali stadion kebesarannya.
Butuh waktu nyaris 9 tahun untuk kembali menghidupkan kembali Old Trafford. Praktis, dalam delapan musim Liga Utama Inggris absen ddi Old Trafford. Berkat semangat keluarga Edwards (pemilik klub), stadion itu terbangun juga.
Sejak itu, renovasi terus dilakukan. Kapasitas stadion pun naik turun. Setelah kasus tragedi di Stadion Hillsborough, 1989, kapastias dikurangi menjadi 45.000, bahkan kemudian 43.000. Kapasitas tersedikit sepanjang sejarah Old Trafford.
Namun, ternyata stadion tak mampu menampung antusiasme dan animo publik Manchester, juga penonton lain. Sebab, pertandingan di Old Trafford sudah menjadi bagian dari wisata. Maka, penambahan kapasitas pun terus dilakukan.
Bahkan, MU punya rencana besar. Stadion itu akan dinaikkan kembali kapasitasnya menjadi berkapasitas 96.000. Ini jelas MU ingin mempertahankan keagungan Old Trafford dan menjaga agar stadion tersebut tetap menjadi salah satu tempat paling keramat di Inggris, pun dunia. Sebab, jika rencana itu diwujudkan, berarti kapasitasnya akan melebihi Wembley yang sudah direnovasi menjadi berkapasitas 90.000.
Bagi Stan Merah, stadion bagian dari simbol kehormatan. Sebab itu, sejak awal MU selalu mencoba membangun stadionnya sebaik dan sebesar mungkin. (HPR)
Fakta Old Trafford:
Nama resmi : Stadion Old Trafford
Julukan : The Theatre of Dreams
Dibangun : 1909
Dibuka : 18 Februari 1910
Alamat : Sir Matt Busby Way, Old Trafford, Manchester M16 0RA
Telepon : +44 (0) 161 868 8000
Fax : +44 (0) 161 868 8868
Kapasitas : 76.121
Rekor penonton : 76.962, Wolverhamton vs Grimsby (25 March 1939)
Kekuatan lampu : 2.500
Luas lapangan : 110 X 67 meter
Status : Bintang lima
Arsitek : Archibald Leitch
Perkembangan kapasitas:
1910-1939 : 80.000
1945-1960 : 67.000
1960-1974 : 65.000
1975-1980 : 60.000
1980-1988 : 58.000
1988-1990 : 48.000
1990-1994 : 45.000
1994-1996 : 43.000
1996-1999 : 55.000
2000-2001 : 61.000
2001-2005 : 68.000
2006-.... : 76.212
Pernik unik Old Trafford:
• Stadion paling banyak muncul di film, di antaranya di Hell Is a City (1960), Billy Liar (1963), dan Charlie Bubbles (1968).
• Stadion pertama yang membangun pagar pengaman untuk mengantisipasi hooliganisme pada 1970-an.
• Dari April sampai November, rumput Old Trafford dipotong tiga kali seminggu. Desember sampai Maret dipotong sekali seminggu.
• Di bawah lapangan terdapat instalasi pipa plastik 10 inci yang menyuplai air hangat untuk mencairkan salju yang jatuh ke rumput.

suber: KOMPAS Bola

Rabu, 14 Maret 2012

Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. 


Prinsip
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti “di dalam kaca” karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

Prasyarat

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Hal yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.

Media

Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman.
Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.
Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi. Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan.

Metode

Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus. Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.












(Sumber : Wikipedia Indonesia)